Sebelum saya membuat tulisan tentang arsitektur berwawasan lingkungan ini
saya akan coba mereview sedikit beberapa perbedaan antara
Tulisan dengan Tugas :
1. Tulisan biasanya menggunakan bahasa yang bisa diterima baik oleh pembacanya
dan tidak terlalu formal demia mencapai kenyamanan pembacanya
2. Tulisan itu adalah pemikiran yang dimiliki dan diketahui oleh penulis nya
Arsitektur berwawasan lingkungan .
kita mulai dengan membahas kata awal dari topik yang akan di bahas , yaitu
Arsitektur .
Arsitektur itu apa ? ketika dihadapkan dengan pertanyaan tersebut
setiap orang pada umunya akan mengatakan jika arsitektur adalah suatu salah
satu jenis pekerjaan yang dapat diambil oleh beberapa orang saja yang memiliki
kemampuan untuk menggambar dan memiliki bakat sejak kecil serta kesehatan di bagian
mata nya .
Kalau menurut saya pribadi itu salah karena disitu dapat dilihat adanya diskriminasi .
Sebagai perumpamaan nya :
" Seorang yang ingin mengendarai suatu kendaraan roda 4 "
1. Apa dia bisa menyetir saat kecil ?
2. Apa kah terlihat bakatnya sejak kecil ?
3. Apa setiap orang tua yang bisa mengendarai roda 4 juga mengartikan anaknya akan bisa ?
Secara sistematis perumpaan dan pertanyaan itu tidak sesuai dan tidak ada kesamaan , tetapi
secara logika itu masuk akal dan bisa dijadikan acuan untuk menghilangkan diskkriminasi yang
ada .
Jadi pada intinya arsitek itu menurut saya adalah salah satu pekerjaan yang bisa di geluti
setiap orang tanpa perlu mengacu kepada keadaan fisik atau tingkat kemakmuran orang tersebut
dan bagaimana keadaan kemampuan generasi sebelumnya dari setiap orang tersebut .
Lanjut ke kata selanjutnya dari topik awal , yaitu : lingkungan apa itu lingkungan ? pertanyaan yang mudah namun tetap saja banyak orang yang salah mengartikan . pada umunya orang akan mendeskripsikan lingkungan itu sebagai halaman yang luas dan penuh dengan rumput serta diselingin adanya pepohonan yang terlihat segar . sebenarnya lingkungan itu adalah suatu keadaan yang ada di sekitar kita yang dimana baik
batasanya ataupun besaranya tidak dapat didefinisikan .
Kenapa bisa terjadi salah pendeskripsian seperti ini ? pemikiran dasar manusia kini sudah terlalu banyak dikontaminasi dengan hal hal yang selalu berujung positif tanpa pernah kita ketahui bagaimana kebenaran akan pikiran kita tersebut . Bila disambungkan dari kedua kata barusan , dapat diartikan sementara jika arsitektur berwawasan lingkungan ini sebagai seseorang yang melakukan perancangan berdasarkan hal hal
yang ada disekitarnya dalam konteks tumbuhan ataupun fauna demi mencapai kenyamanan bagi
seseorang yang akan menikmati rancangan tersebut .
Lalu bagaimana dengan pembahasan Kenyamanan ? bagaimana itu bisa tercapai ?
menurut wikipedia ada beberapa unsur yang bisa diperhatikan untuk memperoleh kenyaman nya
tersebut , antara lain :
1. Mengetahui tingkat kenyamanan frekuensi
a. Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz
b. Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz
c. Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz
d. Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz
e. Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz
f. Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz
Semakin tinggi frekuensi yang dimiliki dari setiap warna akan menghasilkan tingkat kenyamanan
yang stabil dan dapat diterima kenyamanannya .
2. Penggunaan warna berdasarkan arti ruang
a. Warna kuning artinya penolak rasa mengantuk
b. Warna biru artinya penolak rasa sakit/ penyakit
c. Warna Hitam artinya penolak rasa lapar
d. Warna Hijau artinya penolak rasa angkara murka (marah)
e. Warna putih artinya penolak rasa birahi.
f. Warna orange artinya penolak rasa takut
g. Warna merah artinya penolak rasa tenteram
h. Warna ungu artinya penolak rasa jahat.
Memang tidak bisa diketahui kebenaran dari arti warna warna tersebut , tetapi secara ilmiah
teori teori ini sudah banyak banyak yang menggunakan untuk mencapai tingkat kenyamanan .
lalu untuk menyempurnakan pencapaian kenyamanan ini , berikut ini kutipan kutipan lain yang
bisa dipelajari dari wikipedia :
a. Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan
agak gelap.
b. Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari
dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan
melayang dengan suasana yang sejuk.
c. Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.
d. Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada
dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.
e. Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris
horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.
Jadi kesimpulanya arsitektur berwawasan lingkungan ini adalah seseorang yang ahli dalam
merancang sesuatu yang dimana pola pemikiran dasarnya mengacu kepada hal hal yang ada
disekitarnya dan tidak terlalu boros dalam menggunakan sumber daya sumber daya yang ada di
bumi tanpa mengetahui besaran besaran nya seperti apa .
Pesan blogger :
" Ungkapkan berdasarkan apa yang telah kalian baca dan gunakan bahasa kalian sendiri bukan
berdasarkan bahasa tulisan orang lain "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar