expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Denny's Blog

Jumat, 29 Januari 2016

Kritik Arsitektur

KRITIK ARSITEKTUR



·          KRITIK TERHADAP BANGUNAN DENGAN METODE DESCKTIPTIF
·          KRITIK TERHADAP BANGUNAN  KONSEP GREEN BUILDING DENGAN  METODE TYPICAL

      1. Kritik terhadap penerapan gaya “ Modern Klasik” pada suatu bangunan

       Gaya arsitektur yang menggunakan klasik pada ustua bangunan, biasanya datang dapat diterima karena sebagian besar penggunanya adalah orang orang yang ingin menunjukan yang identitasnya. Sebagai contoh adalah orang orang yang menginginkan gaya klasik pada bangunanya biasanya lahir pada masa dimana klasik merupakan gaya yang menurutnya baik dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, entah itu terkait kebutuhan atau estetika keindahan kepuasan ornament yang ditampilakn dari suatu bangunan.
       Seiring berjalanya waktu, lambat laun gaya arsitektur klasik ini mulai terpinggirkan dan dianggap hanya sebagai bangunan dan gaya arsitektur yang tidak effisien dengan konsep yang berkembang saat ini, yaitu green building. Selain penggunaan materialnya yang melebihi batas, konsep konsep ruang nya juga lambat laun terlihat sebagai pemborosan site karena masuk dalam konsep monumental dengan kolom kolom besar dan tinggi di dalam bangunan maupun diluar bangunan .
       Pergeseran bduaya pun terjadi, dimana klasik mulai terpinggirkan dan datang konsep baru yang dianggap bisa memenuhi kebutuhan dan estetika di era green building ini . Minimalis, begitu mereka menyebutkanya, suatu konsep yang datang dengan kedeserhaan dan logika logika yang masuk akal untuk suatu desain dan pengurangan ornament dalam penerapan nya pada suatu bangunan . Kehadiran konsep minimalis ini dirasa sempurna pada zaman ini karena semakin dikitnya lahan yang tersedia, seorang arsitek dituntut untuk bisa memkasimlakan bentukan site yang ada dengan hasil yang maksimal dan dapat memenuhi kebutuhan dan estetik dari suatu bangunan.
       Lalu bagaimana bila hadir konsep “ modern klasik” dimana konsep ini hadir bersamaan di suatu bangunan. Kehadiran konsep ini awalnya berfungsi untuk bisa memaksimlkan kebutuhan dari suatu bangunan yang biasanya akan banyak permintaan dari owner tentang desain bangunan nya. Dimana biasanya seorang bapak ingin menggunakan konsep bangunan asli nya adalah klasik, tapi anak anaknya merasa tidak aps dan inginkan kehdarian konsep minimalis walaupun itu hanya sebagian kecil di kamar mereka masing masing. Ini tidak sesuai dan  menurut saya kurang sependapat dengan konsep ini.
       Bagaimana bisa suatu bangunan bisa menunjukan dirinnya memiliki konsep apa jika ada lebih dari 1 gaya yang dimilki suatu bangunan . Akan tidak maksimal , itulah yang dikhawatirkan terkait keadaan bangunan, konsep bangunan, interior dan eksterior bangunan nya. Tunjukan sesuai identitas dan biarkan identitas asli menjadi terpenuhi dalam konsep bangunan nya,

2. Kritik terhadap bangunan berkonsep “ Green Building”  dengan metode typcal

“ Rumah Kaca Menteng “

1. Struktur
       Kehadiran rumah kaca di tengah kota ini meman gsedikit membingunkan beberapa pihak. Bagaimna rumah yang sebagian besar materialnya adalah penggunaan kaca bisa hadir di tengah konsep kota yang sebagian besar gaya bangunanya yang hadir di lingkunganya monumental . Kaca adalah material yang paling banyak digunakan, dibandingkan dengan beton dan besi yang penggunanya hanya hadir di beberapa sudut bangunan .
       Untuk penggunaan struktur pada bangunan ini adalah sistem “portal” dimana kolom kolom nya dihadirkan mampu berdiri sendiri tanpa kehadiran balok balok pemersatu antara kolomk di atas bangunanya . Dengan kata lain , kolom akan bertemu dengan kolom sendiri juga dengan sedikit tambahan penggunaan prinsip sistem tali pada bangunan nya yang mempersatukan antar kolom . Selain itu, untuk utilitas yang dihadikan ke dalam bangunan ini tidak terlalu maksimal karena tidak sediakanya perangkat utilitas di dalamnya, hanya da beberapa saluran air bersih bagi setiap orang yang masuk untuk sekedar cuci tangan di dalam bangunan rumah kaca di daerah Jakarta Pusat ini .

2. Fungsi
Pada kehadiran awalnya, rumah kaca di daerah menteng ini dipergunakan sebagai tempat pergelaran acara acara yang dilakukan di dalam area taman dengan pemusatan kegiatan berada di dalam bangunan ini. Kehadiranya pada peruntukan nya bermaskut untuk meminimalisir penggunaan cahaya buatan ke dalam bangunan den masuknya matahari ke dalam bangunan. Pada awalnya memang sudah berjalan dengan sesuai fungsi dan tujuan utama dari pembangunan rumah kaca ini, tetapi lama kelamaan fungsi awalnya dilupakan karena dianggap tidak sesuai kehadiranya dan penggunaan material yang paling banyak menyedot listrik dalam bangunan rumah kaca ini.

3. Bentuk

Rumah kaca manteng , hanya memiliki satu permukaan lantai dengan atap yang runcing seperti pada gaya rsitektur jengki dimana atapnya tidak simetris dengan sisi kiri dan kanannya dari bangunan ini . Dengan kata lain, untuk bentuk bangunan ini tidak simetris dan berpola seperti apda bangunan umumnya , tetapi hal tersebut tidak mengindikasikan bentukan bangunan yang hadir ini tidak memberikan keindahan .