KRITIK
ARSITEKTUR
·
KRITIK TERHADAP BANGUNAN DENGAN METODE
DESCKTIPTIF
·
KRITIK TERHADAP BANGUNAN KONSEP GREEN BUILDING DENGAN METODE TYPICAL
1. Kritik terhadap penerapan gaya “ Modern Klasik”
pada suatu bangunan
Gaya arsitektur yang menggunakan klasik pada
ustua bangunan, biasanya datang dapat diterima karena sebagian besar
penggunanya adalah orang orang yang ingin menunjukan yang identitasnya. Sebagai
contoh adalah orang orang yang menginginkan gaya klasik pada bangunanya
biasanya lahir pada masa dimana klasik merupakan gaya yang menurutnya baik dan
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, entah itu terkait kebutuhan atau
estetika keindahan kepuasan ornament yang ditampilakn dari suatu bangunan.
Seiring berjalanya waktu, lambat laun
gaya arsitektur klasik ini mulai terpinggirkan dan dianggap hanya sebagai
bangunan dan gaya arsitektur yang tidak effisien dengan konsep yang berkembang
saat ini, yaitu green building. Selain penggunaan materialnya yang melebihi
batas, konsep konsep ruang nya juga lambat laun terlihat sebagai pemborosan
site karena masuk dalam konsep monumental dengan kolom kolom besar dan tinggi
di dalam bangunan maupun diluar bangunan .
Pergeseran bduaya pun terjadi, dimana
klasik mulai terpinggirkan dan datang konsep baru yang dianggap bisa memenuhi
kebutuhan dan estetika di era green building ini . Minimalis, begitu mereka
menyebutkanya, suatu konsep yang datang dengan kedeserhaan dan logika logika
yang masuk akal untuk suatu desain dan pengurangan ornament dalam penerapan nya
pada suatu bangunan . Kehadiran konsep minimalis ini dirasa sempurna pada zaman
ini karena semakin dikitnya lahan yang tersedia, seorang arsitek dituntut untuk
bisa memkasimlakan bentukan site yang ada dengan hasil yang maksimal dan dapat
memenuhi kebutuhan dan estetik dari suatu bangunan.
Lalu bagaimana bila hadir konsep “ modern
klasik” dimana konsep ini hadir bersamaan di suatu bangunan. Kehadiran konsep
ini awalnya berfungsi untuk bisa memaksimlkan kebutuhan dari suatu bangunan
yang biasanya akan banyak permintaan dari owner tentang desain bangunan nya. Dimana
biasanya seorang bapak ingin menggunakan konsep bangunan asli nya adalah
klasik, tapi anak anaknya merasa tidak aps dan inginkan kehdarian konsep
minimalis walaupun itu hanya sebagian kecil di kamar mereka masing masing. Ini
tidak sesuai dan menurut saya kurang
sependapat dengan konsep ini.
Bagaimana bisa suatu bangunan bisa
menunjukan dirinnya memiliki konsep apa jika ada lebih dari 1 gaya yang dimilki
suatu bangunan . Akan tidak maksimal , itulah yang dikhawatirkan terkait
keadaan bangunan, konsep bangunan, interior dan eksterior bangunan nya.
Tunjukan sesuai identitas dan biarkan identitas asli menjadi terpenuhi dalam
konsep bangunan nya,
2.
Kritik terhadap bangunan berkonsep “ Green Building” dengan metode typcal
“
Rumah Kaca Menteng “
1. Struktur
Kehadiran rumah kaca di tengah kota ini
meman gsedikit membingunkan beberapa pihak. Bagaimna rumah yang sebagian besar
materialnya adalah penggunaan kaca bisa hadir di tengah konsep kota yang
sebagian besar gaya bangunanya yang hadir di lingkunganya monumental . Kaca
adalah material yang paling banyak digunakan, dibandingkan dengan beton dan
besi yang penggunanya hanya hadir di beberapa sudut bangunan .
Untuk penggunaan struktur pada bangunan
ini adalah sistem “portal” dimana kolom kolom nya dihadirkan mampu berdiri
sendiri tanpa kehadiran balok balok pemersatu antara kolomk di atas bangunanya
. Dengan kata lain , kolom akan bertemu dengan kolom sendiri juga dengan
sedikit tambahan penggunaan prinsip sistem tali pada bangunan nya yang
mempersatukan antar kolom . Selain itu, untuk utilitas yang dihadikan ke dalam
bangunan ini tidak terlalu maksimal karena tidak sediakanya perangkat utilitas
di dalamnya, hanya da beberapa saluran air bersih bagi setiap orang yang masuk
untuk sekedar cuci tangan di dalam bangunan rumah kaca di daerah Jakarta Pusat
ini .
2.
Fungsi
Pada
kehadiran awalnya, rumah kaca di daerah menteng ini dipergunakan sebagai tempat
pergelaran acara acara yang dilakukan di dalam area taman dengan pemusatan
kegiatan berada di dalam bangunan ini. Kehadiranya pada peruntukan nya
bermaskut untuk meminimalisir penggunaan cahaya buatan ke dalam bangunan den
masuknya matahari ke dalam bangunan. Pada awalnya memang sudah berjalan dengan
sesuai fungsi dan tujuan utama dari pembangunan rumah kaca ini, tetapi lama
kelamaan fungsi awalnya dilupakan karena dianggap tidak sesuai kehadiranya dan
penggunaan material yang paling banyak menyedot listrik dalam bangunan rumah
kaca ini.
3.
Bentuk
Rumah
kaca manteng , hanya memiliki satu permukaan lantai dengan atap yang runcing
seperti pada gaya rsitektur jengki dimana atapnya tidak simetris dengan sisi
kiri dan kanannya dari bangunan ini . Dengan kata lain, untuk bentuk bangunan
ini tidak simetris dan berpola seperti apda bangunan umumnya , tetapi hal
tersebut tidak mengindikasikan bentukan bangunan yang hadir ini tidak
memberikan keindahan .